"Satu-Persatu Korban Mulai Ditemukan Membeku", Innalillahi! Jenazah Ibu Dan Anak Ini Ditemukan Berpelukan Tertimbun Abu Vulkanik
Seorang relawan menceritakan perjuangannya dalam mencari para korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Mereka menemukan banyak korban hingga melihat rumah warga rata tertimbun abu vulkanik.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021).
Banyak rumah yang tersapu oleh lahar panas Gunung Semeru.
Kini satu persatu korban jiwa bencana alam erupsi Gunung Semeru mulai ditemukan.
Hingga saat ini, proses evakuasi dan penyisiran di lokasi terjangan awan panas di sekitar lokasi masih dilakukan.
Radit, relawan Baret (Barisan Reaksi Cepat) Rescue GP Nasdem Jember hingga kini masih berusaha melakukan penjelajahan untuk pencarian korban Awan Panas Guguran/APG Gunung Semeru.
Dalam tayangan berita Apa Kabar Indonesia Pagi TV One, Radit mengaku saat ini sedang menyisir wilayah Dusun Curah Kobokan, Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo Lumajang.
Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020).
Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020). (surya.co.id/tony hermawan)
Saat penyisiran, Radit dan tim relawan menemukan jenazah anak kecil yang meninggal dalam pelukan ibunya.
"Kami rencana saat ini akan ke Curah Kobokan, dimana di lokasi tersebut kami menemukan ada jenazah seorang anak kecil yang meninggal dalam pelukan ibunya," ungkap Radit, dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube TVOne News, Selasa (7/12/2021).
Lantas, Radit pun mengungkapkan kronologi timnya menemukan jenazah ibu dan anak tersebut.
Menurut sang relawan, anak dan ibu itu diduga hendak menyelamatkan diri, namun tak keburu lantaran sudah dihantam awan panas.
"Kalau rumahnya udah rata, gak terlihat karena sudah tertimbun abu vulkanik.
Dan yang pertama kita lihat itu bagian punggung ibunya. Mungkin anak kecil sedang dipeluk ibunya. Untuk melindungi anaknya," ucap Radit.
"Mereka sudah ada di luar rumah, mungkin mau menyelamatkan diri, tapi tidak keburu saking cepatnya awan panas itu datang," tambahnya.
Tak hanya itu, di wilayah tersebut juga, menurut Radit ada beberapa oang yang belum ditemukan.
"Ada 7 orang yang masih terkubur dan di dekat sana, ada 3 orang yang sedang memberi makan kambing belum ditemukan," ungkap Radit.
Diakui Radit, tim relawannya masih mengalami beberapa kesulitan ketika akan mengevakuasi korban.
"Kalau untuk jalur akses ke dalam, kemarin kita, tim berjibaku dengan pohon-pohon yang melintang. Jadi kita pakai gergaji mesin untuk membersihkan jalan," ujar Radit.
"Tapi untuk akses ke dalam, masih sulit ditembus karena ketebalan abu vulkaniknya, sekitar 30-40 sentimeter," tambahnya.
Sang relawan mengaku bersyukur karena sudah ada alat berat yang diturunkan untuk membersihkan jalanan.
Kemudian, Radit menjelaskan kondisi terbaru di sekitar daerah Curah Kobokan, yang merupakan wilayah terparah akibat erupsi Gunung Semeru.
Dusun Curah Kobokan ini disebutkan sang relawan hanya berjarak sekitar 10-15 km dari puncak Gunung Semeru.
Kesaksian warga melihat Gunung Semeru meletus sejak Jumat Sore dan kembali meletus dengan guguran lava pijar disertai gemuruh pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Kesaksian warga melihat Gunung Semeru meletus sejak Jumat Sore dan kembali meletus dengan guguran lava pijar disertai gemuruh pada Sabtu (4/12/2021) sore. (Kolase Surya.co.id/ Tony Hermawan / Sosmed)
Jika dijelaskan soal kondisi di Dusun Curah Kobokan, sang relawan menyebutnya seperti kota zombie.
Hal itu lantaran banyaknya rumah yang sudah rata dengan tanah, hingga kerusakan dimana-mana.
"Saat ini kondisinya seperti kota zombie, desa yang kosong dan dimana-mana kerusakan sangat parah. Yang mana atap-atap rumah pada roboh semua," ungkap Radit.
"Bahkan ada banyak rumah yang roboh dan sudah rata dengan tanah, karena tersapu awan panas tersebut," tambahnya.
Berdasarkan data BNPB per Senin (6/12), pukul 20.15 WIB, korban jiwa yang tercatat sementara antara lain luka-luka 56, hilang 22 dan meninggal dunia 22 orang.
Sebanyak 16 pasien luka bakar dirawat di RSUD Pasirian, Lumajang, Jawa Timur.
Adapun, jumlah populasi terdampak erupsi Gunung Semeru mencapai 5.205 jiwa dan warga mengungsi 2.004.
Suasana kepanikan warga saat terjadinya erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).
Suasana kepanikan warga saat terjadinya erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). (Tony Hermawan/Surya)
Erupsi Gunung Semeru juga membuat 2.970 unit rumah, fasilitas pendidikan, dan jembatan luluh lantak.
Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut.
"Perincian korban meninggal dunia teridentifikasi 14 orang di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 8 orang di Kecamatan Candipuro," ujar Muhari dikutip dari keterangan pada laman resmi BNPB, Senin (6/12/2021).
Erupsi Gunung Semeru, Ibu dan Anak Tewas Berpelukan
Nasib nahas menimpa ibu dan anak warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Mereka meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021).
Bahkan banyak rumah yang rata dengan tanah karena tersapu oleh erupsi Gunung Semeru.
Keduanya meninggal setelah tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh.
Diduga sang ibu tak sanggup berjalan menyelamatkan diri saat peristiwa itu terjadi.
Sementara sang anak tak tega meninggalkan ibunya.
jenazah Salamah dan Rumini
jenazah Salamah dan Rumini (TribunJatim/Tony Hermawan)
Salamah (70), seorang ibu tewas dengan anaknya, Rumin (28) dalam kondisi pelukan.
Legiman, adik ipar Salamah cerita, ketika Gunung Semeru erupsi semua orang lari berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.
Diduga, Salamah tidak sanggup berjalan karena faktor usia.
Sedangkan anaknya, Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri.
Sehingga keduanya ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berpelukan.
"Tadi pagi kan saya cari adik ipar sama ponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan di bawa ke rumah untuk dimakamkan," kata Legiman.
Dua anggota keluarga Salamah, kata dia, juga bernasib malang. Suami dan anak Salamah mengalami luka cidera akibat reruntuhan bangunan rumah.
"Suami Rumini dan anaknya selamat, mereka sekarang dirawat di puskesmas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lumajang Bayu Wibowo mengatakan, total jumlah korban yang meninggal dunia terus bertambah.
"Untuk siapa-siapanya kami masih melakukan pendataan dan konfirmasi namanya beserta keluarganya," pungkasnya.
(TribunBogor/TribunJatim)
0 Response to ""Satu-Persatu Korban Mulai Ditemukan Membeku", Innalillahi! Jenazah Ibu Dan Anak Ini Ditemukan Berpelukan Tertimbun Abu Vulkanik"
Posting Komentar